Sejak Sabtu (11/05/2024), banjir lahar dingin dan banjir bandang melanda wilayah Sumatera Barat. Banjir ini terjadi di beberapa kabupaten dan kota. Bahkan hingga kini, masih banyak korban jiwa akibat bencana tersebut.
Akibat kejadian ini, pemerintah setempat menetapkan masa tanggap darurat untuk banjir bandang dan lahar dingin dari Gunung Marapi selama sekitar 14 hari, mulai dari tanggal 12 hingga 25 Mei 2024.
Penyebab Terjadinya Banjir Lahar Dingin Sumbar
BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengungkapkan penyebab terjadinya banjir bandang, lahar dingin, serta longsor di beberapa wilayah di Sumatera Barat. Berikut beberapa di antaranya:
Lahar dari Erupsi Gunung Marapi
Kepala BMKG menjelaskan bahwa lahar dingin berasal dari material erupsi Gunung Marapi yang terjadi beberapa waktu lalu. Material vulkanik yang masih mengendap di lereng bagian atas gunung terbawa arus banjir ke hilir saat hujan deras, menyebabkan banjir melanda tiga daerah sekitar.
Mengutip dari situs resmi PBNPB (Perpustakaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana), banjir lahar dingin adalah banjir besar yang membawa material vulkanik. Lahar dingin sendiri merupakan campuran air hujan atau aliran air dengan material vulkanik hasil erupsi gunung berapi.
Sejalan dengan penjelasan BMKG, PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) juga menyatakan bahwa penyebab utama banjir lahar dingin adalah erupsi gunung berapi. Dalam kasus Sumatera Barat, penyebabnya adalah erupsi Gunung Marapi.
Walaupun erupsi sudah berhenti sementara, material vulkanik masih ada di puncak dan lereng gunung. Saat hujan lebat, material ini dapat terbawa ke sungai-sungai, terutama yang berhulu di kawasan tersebut.
Disebabkan Intensitas Hujan Sedang-Lebat
Berkaitan dengan banjir bandang, Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, menyatakan bahwa penyebab bencana tersebut adalah intensitas hujan yang berkisar dari sedang hingga sangat lebat. Hal ini sesuai dengan analisis BMKG dari tanggal 6 Mei 2024.
BMKG telah mendeteksi pola sirkulasi siklonik di sebelah barat Aceh yang berpotensi menyebabkan pertumbuhan awan hujan secara intensif. Lembaga tersebut juga telah menerbitkan peringatan dini mengenai peluang hujan lebat hingga sangat lebat yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi.
“Potensi hujan lebat hingga sangat lebat yang mungkin bisa berujung pada bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, tanah longsor, dan banjir lahar hujan di Sumatera Barat,” Ungkap Dwikorita.
Dwikorita juga menekankan pentingnya informasi peringatan dini tersebut untuk mendapatkan tindak lanjut dari pihak terkait yang memiliki kewenangan dalam melakukan upaya mitigasi lanjutan terhadap bencana di Sumatera Barat.
3 Daerah Tanggap Darurat
Dampak bencana yang melanda Sumatera Barat mencakup 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang. Daerah-daerah ini terletak di kaki Gunung Marapi dan Gunung Singgalang.
Banjir lahar dingin ini telah memicu status tanggap darurat, di mana upaya fokus dilakukan untuk pencarian dan evakuasi korban. Selama masa tanggap darurat, perhatian juga diberikan pada pemulihan rumah dan lahan yang terkena dampak. Banyak warganet yang menyampaikan rasa prihatin dan terus mendoakan agar bencana di Sumatera Barat segera teratasi.